... itulah mengapa aku selalu takut untuk membuka mata, karena
ketika aku membukanya yang kudapati bukan dirimu yang sembari tersenyum lalu berkata sudah cukupkah engkau merasakan pundakku..?
Itu hanya ilusi, yang ada aku menghadapi kenyataan bahwa
dirimu telah menjadi bayang bayang dalam hari hariku yang seketika aku
memejamkan mata kau akan menjelma menjadi sosok nyata bagiku.
Aku seakan beradu dengan imajinasiku yang menghalalkan
segala cara membuatku larut pada khayalan tentang masa lalu. Sedang logika
membawaku pada masa sekarang. Masa tak ada lagi kau dan aku, yang tertinggal
hanya diriku.
Lalu ketika kesadaran itu datang kemana perginya
bayang bayang itu?, mungkinkah ia menjelma menjadi rasa sakit dihatiku. Huft.. kau tak lagi pasti hanya menjelma antara ada
dan tiada. Ataukah kebenaran yang tak pernah bisa kuterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar