Aku merindukanmu, benar-benar merindukanmu. gadis mungil yang
selalu memberiku senyum termanis. celoteh apa lagi yang diceritakan oleh bibir
mungilmu itu yang tak pernah memberiku jeda untuk bercerita. Hehehehe melihatmu
setelah sekian lama tak bertemu seperti ingin menenggelamkanmu dalam dekapku.
Aku datang karena rinduku membawaku padamu. Pertahananku tak lagi
mampu untuk membendung rasa yang tak kesudahan, rindu yang seringkali hadir dan
semakin menggila menghujam hingga kedasar hatiku. Menembus kedalam benakku dan
terus melihatmu dalam setiap tatapanku.
Aku lelah pada pertahananku yang sudah mulai rapuh. Aku datang
untuk satu pengakuan padamu. Dengarlah baik-baik karena ini tak akan kuulangi
lagi. Tutuplah rapat-rapat bibir mungilmu itu meskipun aku merindukan celotehmu
karena kali ini aku ingin membebaskan hatiku dari rasa yang kupendam diam-diam.
Rasa ini aku tidak tahu sejak kapan dia ada. Rasa yang semakin
hari tumbuh tanpa air dan pupuk untuk menyuburkannya. Semakin bermekaran tanpa
pernah terjamah olehku untuk merawatnya. Aku tidak tahu bagaimana dia tumbuh
hingga menembus batas ruang kecil disisi jantungku.
Dia meronta mengusik pikiranku. Aku harus mengatakannya gelisahku
pada tiap malam. Dan aku datang untuk itu. Rasaku padamu sesuatu yang suci aku
hanya ingin kau tahu bukan untuk kau jawab hari ini. Tapi jangan meminta
untukku berhenti karena cinta untukmu telah menjadi harga mati untukku. Namun memintamu
untuk kumiliki menjadi penawaran untuk masa depanku kelak.
Kau telah tahu rasa ini. Jangan terikat karena aku tak akan
mengikatmu saat ini. Kau masih bebas untuk mengarungi hidupmu dengan segala
keinginanmu karena belum saatnya kau menyulam kesetiaan untukku. Aku belum bisa
mewujudkan rasaku menjadi sesuatu yang sakral untuk kuucapkan sebagai tanda aku
telah memilikimu seutuhnya. Aku tak ingin mengikatmu dengan janji atas segala
harapan yang mungkin tak bisa kuwujudkan. Karena atas izin-Nyalah kita bisa
bersama.
Aku tak ingin menjadi penghalang atas kebahagiaan yang mungkin
dapat kau temukan dalam perjalananmu yang masih panjang.
Ini sulit untukku, karena keserakahanku untuk memilikimu saat ini
benar-banar menghasutku. Jadi tolong hiduplah dengan baik. Agar aku tidak
khawatir yang akan semakin mendorong rasaku padamu. Biarlah semua berjalan
seperti air yang mencari muara. Karena kaulah muara itu dan kelak aku akan
berada disana untuk kau dan aku menjadi kita.
Pengakuan Tara pada gadis yang dicintainya "Ara".