Sabtu, 29 Juni 2013

Sudah!



Aku berhenti di kata sudah.
Mencintaimu, sudah!
Merindumu, sudah!
Menantimu, sudah!

Sudah dan jangan lagi ada cinta yang tak kesudahan
Sudah dan tak akan ada lagi rindu yang tak kesudahan
Sudah dan takkan pernah lagi menantimu yang tak kesudahan

Sudah meski lelah berkata sudah
Aku telah mengakhiri semua dengan kata sudah
Meski aku tak mau tapi aku sanggup untuk menyudahi.
Dan inilah akhirnya, sudah!

Husnawati Kannur
Polewali, 28 Juni 2013

Jumat, 28 Juni 2013

Kata dan Pena



Aku  adalah kata yang terlahir dari hati dan pikiranmu, 
kata yang membentuk kalimat-kalimat indahmu dan menjadi sebuah cerita. 
Aku ingin berteman agar pemaknaanku jelas dan kau bumbuhi aku dengan beragam tanda baca, hingga akupun lebih mudah untuk dipahami.

Kau adalah pena yang melukis kata-kata itu diatas selembar kertas, tintamu penuh warna, dan kalimatmu sangat beragam, tulisan itu berliku dengan penuh keindahan. Bagaimana jadinya kamu tanpa adanya abjad yang membentuk kalimat-kalimatmu, mungkin dirimu hanya mampu melukis bentuk. Dan aku harus berusaha memaknai setiap bentuk yang kau buat.

Aku mampu melukiskan dirimu asalkan kau jujur dalam menciptakan diriku untuk mendeskripsikan dirimu. Aku sering kali kau tutupi dan kau simpan rapat-rapat dan kadang kala kau umbar-umbar diriku yang tak tahu kejujurannya.

Selembar kertas itu adalah rumah bagi kita, disitulah sejarah kita diukir dan dimuseumkan, disitulah kita menyatu,
kadang kita rapi kadang kita kasat kusut 
dan adakalanya kita penuh noda 
dan seringkali kita bersih tanpa coret-coretan ataupun pemutih 
yang hendak menutupi kesalahan namun tetap saja meninggalkan bekas.

Ada banyak kertas yang telah kita tempati dan setiap kertas memiliki cerita masing-masing tentang kita. aku tak tahu kita telah berada dihalaman keberapa? Yang kutahu kertas itu telah menebal dan menyatu dalam satu sampul yaitu kebahagiaan.

Kamis, 27 Juni 2013

Cinta sejati hanya milik-Nya






Dalam tiap sujudku ada butir-butir taubat mengalir sunyi
Menyapu setiap dosa yang telah menggunung dalam aliran darahku

Memujamu dalam setiap alunan dzikirku
Tak kesudahan hingga terasa tak pernah cukup
Aku malu ya Rabb atas cinta yang kuumbar  pada mereka
cinta yang seringkali jatuh berlebihan
Melampaui cinta yang kurajut untukmu sang penciptaku

Ya Rabb…
Menengadah tanganku memohon ampunan
Karena sesungguhnya padamulah cinta sejati itu


Sabtu, 22 Juni 2013

Diam-pun jadi kenangan

Kita melupakan kata hingga kehilangan kalimat-kalimat itu
lalu semua menjadi bisu.
 

Seringkali hati ini berbisik ketika aku tepat berada disampingmu. Dengan lemahnya dia berbisik hingga kau tak terusik. Sepanjang waktu menghabiskan waktu hanya menjadi kembang yang terpajang di meja dengan kekakuannya.

Sedang gerimis sudah mulai berkata pada angin yang sesegera mungkin membawanya pada tempat lain, serbuk bunga yang mulai berjatuhan memberi tanda akan ada kelahiran baru. Detik jam berlalu menyatu dengan perubahan cuaca terik dan segera menghadirkan warna jingga ketika senja. Dan waktuku telah habis, aku masih saja bisu

Mungkin kau ingin mecairkan kebekuan, dengan tingkahmu yang seringkali melirik yang membuat kekakuan itu semakin menjadi-jadi, membuatku cemas sekaligus berharap kau akan menatapku. Tapi tetap saja canggung dan sunyi tetap saja menyatu dengan kita merajai suasana, hening dan seakan lenyap

Kita hanya dua insan tolol  membiarkan waktu berlalu tanpa memberinya kalimat yang bermakna, kini artikan saja tingkah kita untuk mengisi kotak kenangan yang tersimpan dilaci meja kamar. agar pertemuan kali ini tidak sia-sia dan kelak kita akan tertawa lepas mengenang masa ini.

Bawa "Dia" untukku ^8



Aku ingin kau datang membawa dia yang menjadi tokoh dalam ceritaku, jangan menolak dengan alasan kau
tidak mengenalnya karena kutahu pasti kau mengenalnya bahkan kau begitu akrab dengannya. Begitukan katamu pada cerita yang kau sampaikan padaku (padaku=anggaplah seperti itu).

Aku mengenal tokoh dalam ceritamu, Aku sangat mengenalnya, setiap saat Aku bersamanya. Pagi, siang dan malam kami terus bersama, sampai Aku tahu kapan dia tersenyum, kapan dia bersedih, kapan dia bohong, kapan dia jujur, dan kapan dia menyembunyikan rahasia. Aku sangat dekat dengannya. (kutipan ceritamu)

Datanglah dengan dia, karena kehadirannya akan memberiku sedikit keberanian mengetahui dan memperjelas rasaku sendiri. Tapi jangan biarkan dia datang tanpa dirimu, aku takut tak bisa mengenalinya karena katamu pada cerita itu yang menyatakan dia di dunia nyata sungguh berbeda dengan dia yang ada di dunia mayaku.

Bisakah kau berbaik hati membawa dia untukku?