Aku adalah kata yang terlahir dari hati dan
pikiranmu,
kata yang membentuk kalimat-kalimat indahmu dan menjadi sebuah
cerita.
Aku ingin berteman agar pemaknaanku jelas dan kau bumbuhi aku dengan beragam
tanda baca, hingga akupun lebih mudah untuk dipahami.
Kau adalah pena yang melukis
kata-kata itu diatas selembar kertas, tintamu penuh warna, dan kalimatmu sangat
beragam, tulisan itu berliku dengan penuh keindahan. Bagaimana jadinya kamu
tanpa adanya abjad yang membentuk kalimat-kalimatmu, mungkin dirimu hanya mampu
melukis bentuk. Dan aku harus berusaha memaknai setiap bentuk yang kau buat.
Aku mampu melukiskan dirimu
asalkan kau jujur dalam menciptakan diriku untuk mendeskripsikan dirimu. Aku
sering kali kau tutupi dan kau simpan rapat-rapat dan kadang kala kau
umbar-umbar diriku yang tak tahu kejujurannya.
Selembar kertas itu adalah
rumah bagi kita, disitulah sejarah kita diukir dan dimuseumkan, disitulah kita
menyatu,
kadang kita rapi kadang kita kasat kusut
dan adakalanya kita penuh noda
dan seringkali kita bersih tanpa coret-coretan ataupun pemutih
yang hendak
menutupi kesalahan namun tetap saja meninggalkan bekas.
Ada banyak kertas yang
telah kita tempati dan setiap kertas memiliki cerita masing-masing tentang
kita. aku tak tahu kita telah berada dihalaman keberapa? Yang kutahu kertas itu
telah menebal dan menyatu dalam satu sampul yaitu kebahagiaan.