*Rasa yang tak ingin kutahu*
Menunggunya seperti telah menjadi kebiasaanku sambil bergumam
dalam hati kapan dia akan muncul dilayar obrolanku, dan seketika ia hadir
bukannya menjemput namun seperti ingin kabur.
“SOMBONG” sapamu selalu seperti itu.. apakah aku marah? Tidak, justru tersingkap senyum tipis diwajahku. Aneh kan?
“SOMBONG” sapamu selalu seperti itu.. apakah aku marah? Tidak, justru tersingkap senyum tipis diwajahku. Aneh kan?
Kadang kala aku ingin berhenti, tapi bersamanya menghabiskan
waktu berceloteh melukis kata-kata pada layar monitorku, berenretan seperti
papan yang tak tersusun rapi mungkin
telah menjadi candu bagiku, bagaimana dengannya? mungkinkah dia juga seperti
itu? Aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu,
Ada rasa yang kubiarkan samar dan tak ingin kuperjelas, ibarat sepucuk surat dalam sampulnya yang
kuterima tapi aku tak ingin membukanya dan mengetahui isinya. Tak ingin jatuh
lebih jauh dan terperangkap didalamnya kubiarkan surat itu berada dalam laci
disudut paling dalam,
Semampu aku untuk menyimpan dan mengabaikannya daya tariknya
cukup membuatku tak mampu untuk bertahan, akh… percuma andai aku tahu, apa yang
akan terjadi padaku..?
Begitu hal dengan rasa itu, rasa yang tak ingin aku tahu ia
tersisih di celah kecil dan menjadi tandatanya. Meskipun ia sekali-kai mengusik
pikiranku. Selama aku mampu untuk mengabaikannya dan membiarkannya terus
seperti itu.
Mungkinkah aku pecundang…? Akh… tidak aku hanya mencoba
menyelematkan hatiku atau mungkin menutupi rasa Maluku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar