*Larut dalam Rasanya
Dia datang di dumayku tak seperti biasanya, kali ini dia
tidak mengawali dengan kejahilan, “aku
tak bisa tidur” katanya singkat, “ada apa?, ada masalah?” aku yang sepertinya
mulai peduli dengannya.
Aku tidak menduga jika dibalik kejahilannya, dia akan
menampakkan sisi lemahnya sisi kesedihannya bahkan kerapuhannya.
Dia bercerita hanya sepenggal dari apa yang dia rasa. Bermain kata mengungkap apa yang sesungguhnya dia rasa dan yang ingin dia
luapkan tapi itu hanya tertahan dan mungkin untuk dia simpan untuk dirinya
sendiri.
Katanya “aku tak cukup mental untuk mendengar ceritanya, dia
tidak ingin aku menangis dan berbalik curhat kepadanya”
Entah ada maghnet apa dibalik ucapannya dia seperti menarik diriku kedalam cerita
yang tak seutuhnya aku ketahui dan larut dalam rasa sedihnya. Membuatku berfikir
dan ingin membuatnya tersenyum dan kembali pada sisi kejahilannya .
“kau tahu aku tak ingin kau sedih dan merasa sendiri, karena
di tempat yang berbeda denganmu mungkin ada saja orang yang secara diam-diam
peduli terhadapmu..”
Kata itu hanya tersimpan dihatiku, aku tak punya keberanian untuk
menyampaikannya, aku hanya menatap sendu
pada layar monitorku berharap dia akan membaca pikiranku, “akh… mustahil
“ pikirku, dia tidak akan tahu orang itu adalah aku sendiri.
*to be continued...,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar