Kita
melupakan kata hingga kehilangan kalimat-kalimat itu
lalu
semua menjadi bisu.
Seringkali hati ini berbisik ketika aku
tepat berada disampingmu. Dengan lemahnya dia berbisik hingga kau tak terusik. Sepanjang
waktu menghabiskan waktu hanya menjadi kembang yang terpajang di meja dengan
kekakuannya.
Sedang gerimis sudah mulai berkata pada angin
yang sesegera mungkin membawanya pada tempat lain, serbuk bunga yang mulai
berjatuhan memberi tanda akan ada kelahiran baru. Detik jam berlalu menyatu
dengan perubahan cuaca terik dan segera menghadirkan warna jingga ketika senja.
Dan waktuku telah habis, aku masih saja bisu
Mungkin kau ingin mecairkan kebekuan, dengan
tingkahmu yang seringkali melirik yang membuat kekakuan itu semakin
menjadi-jadi, membuatku cemas sekaligus berharap kau akan menatapku. Tapi tetap
saja canggung dan sunyi tetap saja menyatu dengan kita merajai suasana, hening
dan seakan lenyap
Kita hanya dua insan tolol membiarkan waktu berlalu tanpa memberinya
kalimat yang bermakna, kini artikan saja tingkah kita untuk mengisi kotak
kenangan yang tersimpan dilaci meja kamar. agar pertemuan kali ini tidak
sia-sia dan kelak kita akan tertawa lepas mengenang masa ini.
amin apapun yang baik baik moga kau dapati apa yang terbaik...
BalasHapus