aku melihatnya untuk pertama kali di tempat ini, hanya beberapa detik saja namun jejak yang ditinggalkannya membekas dalam waktu lama. terus menunggu dan mencari di tempat yang kadang menyuguhkan luruhnya hujan tanpa rasa dingin pada tubuh yang telah kering setelah disiram oleh teriknya matahari.
seringkali aku melihatnya dan berkali kali aku kehilangan dirinya dalam hitungan detik.
ketidak mampuanku menghentikan langkahnya hanya untuk memenuhi hasratku melihatnya lebih lama, sungguh tak ingin mengusiknya biarlah hati ini diam-diam terus mengamatinya. terus memanjakan mataku dan memberi rasa rindu pada hatiku ketika dia telah menghilang.
seperti hari-hari yang telah berlalu. di tempat ini, aku menunggunya lagi.
jauh mataku melihat kearah dimana dia selalu mengayun langkahnya dengan indah bersama bahasa tubuhnya yang lembut. angin yang tak henti mengibas mahkota tubuhnya dan rasaku tergerai dalam setiap gerak yang membuatku jatuh pada setiap tatapan tajam dari matanya.
adakah dia menyadari keberadaanku? yang seringkali mengintainya tanpa tahu kapan itu akan berakhir.
mungkinkah aku telah menjadi penguntit untuk dirinya tanpa mengenal kata lelah dan tak kesudahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar