#Kusebut dirimu, iLham
Setelah aku tiada, kau baru mengingatku
Akankah begitu?
Tak akan lagi kuceritakan padamu bagaimana
rasaku untukmu, selamanya akan kubiarkan diam didalam hati meski bagaimana
rindu itu menggebu, meski kejamnya cinta yang seringkali jatuh berkali kali.
Iya, aku telah menyerahkan hatiku seutuhnya
untukmu. membiarkan diriku tak berdaya oleh rindu yang seringkali menidurkan
aku tanpa terjaga. Larut dalam setiap ingatanku pada sentuhan-sentuhan kecilmu
diwajahku, genggaman lembut di jemariku dan kecupan manis di keningku melayangkan
rasaku jauh dan tak mampu logikaku untuk menangkapnya.
Aku jatuh pada hati yang belum kuyakini ada
aku di dalamnya.
Meski demikian, langkahku masih saja mengikutimu.
Ada cinta yang begitu kuat dan tulus dalam keraguan yang memeras
pikiranku.
Ada rasa yang luar biasa yang mampu kurasa
dari setiap sentuhan yang kau berikan.
Aku hanya akan menyimpannya. Karena
kejujuranku tak mampu kau pahami.
Ini jujur dari hati bukan sekedar ungkapan dalam drama
telenovela. Atau saduran dari drama korea yang seringkali aku hanyut dalam kisah percintaannya.
Tak perlu mengingatku hari ini, karena aku
tahu bagaimana rindu itu menyiksa.
Tapi ingatlah aku sekali saja ketika diriku
bukan seseorang yang berada disampingmu menikmati setiap kebahagiaan.
Dengarlah hanya untuk kali ini saja, apa
yang kukatakan jujur dari hati yang merasakannya. Hanya kali ini saja, cukup
dengarkan. Aku telah mengorbankan kantuk yang telah mengakar dimataku. Hanya
untuk mengungkapkan rasaku padamu. Kelak kau tak akan lagi
mendengarnya meski kau ingin saya mengulangnya, maaf kau telah melahirkan kecewa
dalam setiap pengakuannku. Seringkali kau menuturkan pendapat yang tak terduga dan
membuat sakit dihatiku.
"Kita tidak sependapat", katamu itu sering
berulang.
"Aku tak ingin bertengkar, aku ikut katamu
saja". Katamu lagi, untuk meredam suasana
Kau meredam suasana, hatiku tak kau redam.
Aku menuturkan rasaku sekedar untuk kau tahu
bukan untuk mendapatkan pujian atau pendapat darimu,
Aku hanya takut kau tak mampu merasakannya
dan menganggap aku berada disini degan hati yang kosong. Tapi kau masih saja
ingin bermain argumen denganku.
Aku tidak akan lagi mengatakannya. Meski dia
meronta dan menyiksaku.
Husna Kannur [HK]
source pict in here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar