Sabtu, 23 November 2013

Akankah kau terus begitu




#Kusebut dirimu, iLham
Setelah aku tiada, kau baru mengingatku
Akankah begitu?


Tak akan lagi kuceritakan padamu bagaimana rasaku untukmu, selamanya akan kubiarkan diam didalam hati meski bagaimana rindu itu menggebu, meski kejamnya cinta yang seringkali jatuh berkali kali.

Iya, aku telah menyerahkan hatiku seutuhnya untukmu. membiarkan diriku tak berdaya oleh rindu yang seringkali menidurkan aku tanpa terjaga. Larut dalam setiap ingatanku pada sentuhan-sentuhan kecilmu diwajahku, genggaman lembut di jemariku dan kecupan manis di keningku melayangkan rasaku jauh dan tak mampu logikaku untuk menangkapnya.

Aku jatuh pada hati yang belum kuyakini ada aku di dalamnya.


Meski demikian, langkahku masih saja mengikutimu. 
Ada cinta yang begitu kuat dan tulus dalam keraguan yang memeras pikiranku.

Ada rasa yang luar biasa yang mampu kurasa dari setiap sentuhan yang kau berikan.
Aku hanya akan menyimpannya. Karena kejujuranku tak mampu kau pahami. 
Ini jujur dari hati bukan sekedar ungkapan dalam drama telenovela. Atau saduran dari drama korea yang seringkali aku hanyut dalam kisah percintaannya.

Tak perlu mengingatku hari ini, karena aku tahu bagaimana rindu itu menyiksa. 
Tapi ingatlah aku sekali saja ketika diriku bukan seseorang yang berada disampingmu menikmati setiap kebahagiaan.


Dengarlah hanya untuk kali ini saja, apa yang kukatakan jujur dari hati yang merasakannya. Hanya kali ini saja, cukup dengarkan. Aku telah mengorbankan kantuk yang telah mengakar dimataku. Hanya untuk mengungkapkan rasaku padamu. Kelak kau tak akan lagi mendengarnya meski kau ingin saya mengulangnya, maaf kau telah melahirkan kecewa dalam setiap pengakuannku. Seringkali kau menuturkan pendapat yang tak terduga dan membuat sakit dihatiku.

"Kita tidak sependapat", katamu itu sering berulang.
"Aku tak ingin bertengkar, aku ikut katamu saja". Katamu lagi, untuk meredam suasana

Kau meredam suasana, hatiku tak kau redam.
Aku menuturkan rasaku sekedar untuk kau tahu bukan untuk mendapatkan pujian atau pendapat darimu,

Aku hanya takut kau tak mampu merasakannya dan menganggap aku berada disini degan hati yang kosong. Tapi kau masih saja ingin bermain argumen denganku.

Aku tidak akan lagi mengatakannya. Meski dia meronta dan menyiksaku.



Husna Kannur [HK]

source pict in here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar