Kurebahkan tubuhku yang
lelah diatas kasur yang tak lagi empuk. Memandang langit-langit kamar yang
dipenuhi dengan spiderman yang masih saja beraksi membuat jaring dimana-mana. Kalian
tahu aku kesal melihat kalian disini
tapi rasa malasku masih bertahan untuk tidak mengusir kalian pergi.
Kalian tertawa? Ataukah sedang
mengolokku?
Hmmm… sepertinya kalian tahu persis ada sedih yang selalu
kusembunyikan
Sendiri itu masih milikku
saat ini, maka kubiarkan kalian menari sesukamu diatas sana sebagai hiburan
meski tak menarik. Dia belum juga datang.
Kalian mengenalnya?
Hmmm.. tentu tidak.
Dia seseorang yang tak
pernah kukenalkan pada siapapun, dia tak pernah kutampakkan dihadapan khalayak,
dia hanya disini didalam ruang yang sampai saat ini masih menjadi miliknya. Ruang
yang kecil penuh dengan kenyamanan, ruang yang begitu polos dan menawarkan
sejuta ketulusan.
Ruang itu selalu jujur atas
rasa yang benar-benar tercipta disana. Hanya saja seringkali tuannya tak
mengikuti apa yang ada didalamnya.
Kopi yang kubuat tadi pagi
masih tersisa seperdua cangkir yang berwarna bening, jelas selera pun rasanya
tidak bersahabat. Sudah dari tadi masih saja begitu dengan beberapa potong kue
yang tak lagi menggugah selera untuk dipandang. Aku terjatuh lagi dalam
lamunanku tentag dia dan masih saja tentang dia.
Memasakkan diri meneguk
sisa kopi dan ingin beranjak dari sini. Keluar dan berlari sekencang mungkin.
Ada apa..? Kalian memandang
sambil bertanya.
“Aku jenuh, lelah dan ingin
kuteriakkan diluar sana..”
Tentang diakah? Kau tidak
akan pernah sanggup.
“tidak, aku hanya bisa
menangis..”
Pict source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar