Minggu, 27 Oktober 2013

Pertemuan di Persimpangan Jalan


Kita bertemu dipersimpangan,
disaat hujan mulai turun secara perlahan
lalu memilih arah yang sama, kau mengejarku
hujan semakin menderas, dan akhirnya kita saling menatap
kau mengenaliku?
Hampir tak percaya.
Empat tahun berlalu
Dan kini kau telah menggenggam hatiku.
Apakah ini lanjutan dari cerita kita yang lalu?
Ataukah ini awalan baru untuk kita.

Dia…?
Rasa tak percaya masih saja tinggal dalam pikiranku.
Hmmm… Dia, benar-benar dia.
Empat tahun lebih berlalu tak pernah bertemu bahkan hanya untuk berkomunikasi saling menanyakan kabar pun tak pernah ada.

Lantas, Dia..?
Hujan sore itu menjadi saksi bagaimana pertemuan terjadi tanpa ada janji satu sama lain. Tak pernah saling berkirim pesan singkat untuk menentukan tanggal, waktu dan tempat untuk bertemu. Lagi-lagi di persimpangan jalan aku bertemu seseorang. Dia yang kutemui. Dia yang pernah kukenal dan Dia yang pernah menjadi teman dalam perjalananku menuju kebahagiaan.

Ada banyak perjumpaan di persimpangan, dari segala arah bertemu ditempat itu, entah mereka saling mengenal atau tidak, entah mereka akan saling menatap atau melirik. Entah mereka akan berhenti dan saling bertegur sapa dan terkadang ada pula yang berlalu begitu saja.


Tapi dengan dia ini untuk pertama kali setelah semua kandas diempat tahun yang lalu tanpa ada kata menandakan semua telah berakhir. Mungkin sisi kedewasaan aku dan dia yang memahami situasi yang tak lagi memihak pada hubungan yang dari awal mungkin telah salah diwaktu itu.

Hujan masih saja turun, terus menderas disertai angin kian menyambar tubuhku yang dibalut dingin. Dia mengejar…
dan aku terus saja melaju tanpa memperdulikan dia,
kupikir hanya isengan pemuda untuk seorang gadis yang berjalan sendiri dibawah hujan yang membalut tubuhnya dengan kebasahan.


Memanggilku..,
Hmm… suara itu aku masih mengenalnya. Jelas suara itu tak asing bagiku.
Dia kah..?
Menatapnya masih dengan rasa tak percaya. Kau menegurku? Tak mampu untuk mempercayainya.

Tapi semuanya nyata dan menjadi awal dari cerita kita
Tentang persimpangan itu dan hujan di waktu sore

*To be continued

#CatatanKecilUntukmu
Kau hadir disaat yang tepat, mungkin sebaliknyapun demikian
Aku hadir untukmu disaat yang tepat pula.
Ketika hatiku dan hatimu terluka oleh Diaku dan Diamu
Tak lagi harus menyibukkan diriku dengan berbagai kegiatan untuk menghilangkan pikiranku tentangnya. Karena kehadiranmu cukup menyita banyak waktuku untuk memikirkanmu.
Dia tak ada lagi tempat untuknya disini (baca :hatiku).
Karenamu kutemukan kembali senyum dan bahagiaku.
Dan denganmu ingin kembali kurajut harapan itu.
Tentangmu akan menjadi tokoh baru dalam tiap ceritaku.



#Terus berkhayal dibawah hujan yang kian menderas


Husna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar