Kita
bertemu dipersimpangan,
disaat
hujan mulai turun secara perlahan
lalu
memilih arah yang sama, kau mengejarku
hujan
semakin menderas, dan akhirnya kita saling menatap
kau
mengenaliku?
Hampir
tak percaya.
Empat
tahun berlalu
Dan
kini kau telah menggenggam hatiku.
Apakah
ini lanjutan dari cerita kita yang lalu?
Ataukah
ini awalan baru untuk kita.
Dia…?
Rasa
tak percaya masih saja tinggal dalam pikiranku.
Hmmm…
Dia, benar-benar dia.
Empat
tahun lebih berlalu tak pernah bertemu bahkan hanya untuk berkomunikasi saling
menanyakan kabar pun tak pernah ada.
Lantas,
Dia..?
Hujan
sore itu menjadi saksi bagaimana pertemuan terjadi tanpa ada janji satu sama
lain. Tak pernah saling berkirim pesan singkat untuk menentukan tanggal, waktu
dan tempat untuk bertemu. Lagi-lagi di persimpangan jalan aku bertemu
seseorang. Dia yang kutemui. Dia yang pernah kukenal dan Dia yang pernah
menjadi teman dalam perjalananku menuju kebahagiaan.
Ada
banyak perjumpaan di persimpangan, dari segala arah bertemu ditempat itu, entah
mereka saling mengenal atau tidak, entah mereka akan saling menatap atau melirik.
Entah mereka akan berhenti dan saling bertegur sapa dan terkadang ada pula yang
berlalu begitu saja.
Tapi
dengan dia ini untuk pertama kali setelah semua kandas diempat tahun yang lalu
tanpa ada kata menandakan semua telah berakhir. Mungkin sisi kedewasaan aku dan
dia yang memahami situasi yang tak lagi memihak pada hubungan yang dari awal
mungkin telah salah diwaktu itu.
Hujan
masih saja turun, terus menderas disertai angin kian menyambar tubuhku yang
dibalut dingin. Dia mengejar…
dan
aku terus saja melaju tanpa memperdulikan dia,
kupikir
hanya isengan pemuda untuk seorang gadis yang berjalan sendiri dibawah hujan
yang membalut tubuhnya dengan kebasahan.
Memanggilku..,
Hmm…
suara itu aku masih mengenalnya. Jelas suara itu tak asing bagiku.
Dia
kah..?
Menatapnya
masih dengan rasa tak percaya. Kau menegurku? Tak mampu untuk mempercayainya.
Tapi
semuanya nyata dan menjadi awal dari cerita kita
Tentang
persimpangan itu dan hujan di waktu sore
*To
be continued
#CatatanKecilUntukmu
Kau
hadir disaat yang tepat, mungkin sebaliknyapun demikian
Aku
hadir untukmu disaat yang tepat pula.
Ketika
hatiku dan hatimu terluka oleh Diaku dan Diamu
Tak
lagi harus menyibukkan diriku dengan berbagai kegiatan untuk menghilangkan
pikiranku tentangnya. Karena kehadiranmu cukup menyita banyak waktuku untuk
memikirkanmu.
Dia
tak ada lagi tempat untuknya disini (baca :hatiku).
Karenamu
kutemukan kembali senyum dan bahagiaku.
Dan
denganmu ingin kembali kurajut harapan itu.
Tentangmu
akan menjadi tokoh baru dalam tiap ceritaku.
Husna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar